Minggu, 17 Februari 2013

MANFAAT TANAMAN DEWANDARU


MANFAAT TANAMAN DEWANDARU
Dewandaru atau yang bisa kita kenal dengan sebutan blimbing atau ciremai londo, ternyata mempunyai khasiat untuk mencegah kerusakan oksidatif, akibat radikal bebas yang tidak dapat diatasi oleh antioksidan endogen dalam tubuh.
Banyaknya polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan industri, serta konsumsi makanan cepat saji dapat memacu terjadinya radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan atom atau senyawa elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya, sehingga memiliki sifat tidak stabil dan cenderung dekstruktif.Tidak adanya pasangan elektron inilah yang menyebabkan elektron bebas ini sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. “Akibat banyaknya radikal bebas di dalam tubuh, maka akan mempengaruhi kemunduran atau kemerosotan fungsi organ tubuh.Terjadi juga kerusakan sel atau jaringan hidup, DNA pada inti sel, serta muncul artheroschlerosis (pengerasan dan penyempitan pembuluh darah). “Yang menyebakan penyakit jantung koroner, kerusakan lensa mata, dan proses penuaan yang terlalu cepat.
Di dalam tubuh manusia, kerusakan akibat radikal bebas sebenarnya dapat diatasi oleh antioksidan endogen. Namun bila jumlah radikal bebas berlebihan, maka dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar untuk menetralkan radikal yang terbentuk.
Ada banyak cara menangkal berlebihnya radikal bebas, entah dengan menghindari paparan polusi, menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi berlebihnya konsumsi lemak jenuh, olahraga dengan takaran tepat, dan menghindari konsumsi makanan berpengawet, pewarna. Mengonsumsi bahan-bahan makanan yang mengandung vitamin A, C, dan E juga membantu menangkal radikal bebas seperti sayur dan buah. Dewandaru, dalam hal ini juga merupakan bahan makanan yang patut kita manfaatkan.
“Dewandaru mempunyai antioksidan yang lebih atraktif dibanding dengan buah ataupun sayuran lainnya. Karena berdasarkan penelitian, tumbuhan tersebut mengandung sebagian besar flavonoid antioksigen dengan aktivitas lebih besar dari tokoferol (vitamin E), yang berperan pada efek anti oksidan yang dihasilkan.
Tanaman dewandaru memiliki kandungan polifenol maupun komponen flavonoid yang cukup tinggi. ekstrak metanol buah dewandaru mengandung cynadin-3-O-&-glucopyranoside dan delphinidin -3-O-&-glucopyranoside, suatu antosian-antioksidan.
“Sedangkan pada ekstrak daunnya mengandung myricetin, myricitrin, gallocatechin, quercetin, dan quercitrin yang merupakan flavonoid antioksidan.
Tanaman Eugenia uniflora berbentuk perdu yang tumbuh secara tahunan dengan tinggi lebih dari 5 meter. Batangnya tegak berkayu, berbentuk bulat danberwarna coklat. Daun yang dimiliki berwarna hijau serta merupakan daun tunggal tersebar berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan pangkal meruncing. Tepi daun rata, pertulangan menyirip dengan panjang lebih dari 5 cm dan lebar kurang lebih 4 cm. Tanaman ini memiliki bunga berbetuk tunggal berkelamin dua dengan daun pelindung yang kecil berwarna hijau. Kelopak bunga bertaju tiga sampai lima, benangsari yang dimiliki banyak dengan warna putih. Putik berbentuk slindris, makota bunga berbentuk kuku dan berwarna kuning. Buah Eugenia uniflora berupa buah buni bulat denagn diameter kurang lebih 1,5 cm dan berwarna merah. Bijinya keras, berwarna coklat, dan kecil. Akar yang dimiliki berwarna coklat dan merupakan akar tunggang .
Kandungan Kimia
Daun tanaman Eugenia uniflora mengandung flavonoid, saponin, dan tanin (Hutapea, 1994). Flavonoid dari ekstrak daun berupa myricetrin, myrcitrin, gallocatechin, quercetin, dan quercitrin (Schmeda-Hirschmann et al, 1987). Senyawa tannin yang diisolasi dari fraksi aktif Eugenia uniflora antara lain gallocatechin, oenothein B, eugeniflorins D(1) and D(2) (Lee et al, 2000).
Manfaat Tanaman
Buah dan daun Eugenia uniflora digunakan sebagai peningkat kualitas astringent dan mengurangi tekanan darah tinggi (Bandoni et al, 1972). Hasil decocta daun Eugenia uniflora di Paraguai digunakan untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Selain itu juga dapat menurunkan metabolisme lipid dan dapat digunakan sebagai efek proteksi pada trigliserida dan level lipoprotein yang sangat rendah (Ferro et al., 1988).
Daun Eugenia uniflora sebagai obat tradisional berkhasiat sebagai obat mencret (Hutapea, 1994). Aksi anti infamasi yang tinggi juga ditemukan pada daun Eugenia uniflora (Scapoval et al., 1994). Pada Brazilian folk medicine, buah Eugenia uniflora digunakan sebagai antidiare, diuretik, antirematik, anti-febrile, dan antidiabetik. Selain itu, ekstrak daun Eugenia uniflora juga sebagai agen hipotensif (Consolini et al., 2000) dan menghambat peningkatan level trigliserida dan glukosa plasma (Matsumura et al., 2000).

Eugenia uniflora Lam. merupakan salah satu tanaman yang memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan sebagai obat antikanker. Beberapa penelitian mengenai khasiat daun Eugenia uniflora sebagai obat antikanker telah dilakukan.
Uji sitotoksik Eugenia uniflora L terhadap sel Hela menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat mempunyai efek sitotoksik yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak etanol dan kloroform. Uji sitotoksik dilakukan dengan menggunakan metode MTT dengan seri konsentrasi 5, 10, 25, 50, 125, 250 µg/ml. Nilai IC50 ekstrak etil asetat 241,546 µg/ml dan IC50 ekstrak kloroform 244,906 µg/ml. Sedangkan pada ekstrak etanol tidak dapat ditentukan nilai IC50 nya karena tidak menunjukkan potensi penghambatannya terhadap pertumbuhan sel HeLa.
Lee M.H. et al (2000) melakukan penelitian pengaruh Eugenia uniflora L terhadap Epstein-Barr Virus (EBV) yang sering berhubungan dengan Nasopharyngeal carcinoma (NPC). Empat senyawa tanin pada Eugenia uniflora L dan IC50 yang dimiliki yaitu gallocatechin (26,5 microM), oenothein B (62,3 microM), eugeniflorins D(1) (3,0 microM), dan eugeniflorins D(2) (3,5 microM). hasil penelitian menunjukkan bahwa eugeniflorins D(1) dan D(2) merupakan senyawa yang paling berpotensi dalam menghambat DNA polymerase pada EBV.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar